Ini hanya sebuah catatan kecil, kisah seorang anak remaja yang tumbuh menjadi dewasa
**
Ketika aku masih bayi, aku bisanya hanya merepotkan, banyangkan saja, kerja ku hanya tidur, makan, buang air dan menangis. Setiap pagi dan malam Ibu ku menjagaku, dengan sabar nya dia dan berharap aku akan menjadi anak kebanggaannya kelak.
Tak beda dengan ayah ku, dia pun pasti dengan susah payahnya mencari uang saat aku akan dilahirkan, semua dilakukan agar ibu dan aku selamat.
Bagi ibu dan ayah ku , aku adalah anak titipin Tuhan yang harus dijaga.
**
Dan lihat!!, betapa bahagianya mereka ketika aku mulai bisa melangkah dan berkata " Ayahh.. Ibu !!! ".
Mereka memeluk ku dengan erat, ohh betapa hangatnya pelukan kedua orang tua ku,mereka memeluk ku dengan penuh kasih sayang. Segala apapun mereka berikan untuk ku, mulai dari boneka untukku bermain, baju-baju yang lucu, serta makanan dan susu agar aku sehat.
**
Dan inilah dunia baruku, saatnya aku mengenal dunia luar. Akupun disekolahkan, tujuaannya agar aku bisa menjadi anak yang pintar. Entah berapa jumlah uang yang mereka keluarkan, mulai dari aku masuk taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, tidak jarang mereka meminjam uang ke siapapun agar aku bisa sekolah. Mereka ingin, nasib aku lebih baik daripada mereka.
Mereka pun menyuruhku belajar mengaji, agar ketika mereka meninggal nanti, aku selalu mendoakan mereka.
"Doa anak yang sholeh itu,didengar oleh Allah nak" . Itu kata ibu-ku , dan aku hanya bisa diam.
**
Dan kalian tahu? apa yang aku lakukan? Aku tak ubahnya seperti kalian. Aku suka membantah, dan tak mempedulikan nasihat mereka
"De, tolong beli garam di warung",
"Ah,nanti saja bu, aku lagi nonton tv nih, nanti kalau film nya sudah selesai"
"De, tolong bantu ibu beres-beres rumah yah?" ,
"Aduh aku ngantuk bu,nanti saja ya bu besok"
"De, kamu sudah belajar belum?"
"Iya bu iya sudah ko"
( padahal dari tadi aku sibuk dengan kegiatan aku sendiri,dan tak sempat belajar, hemm bukan tak sempat, tapi lebih tepatnya lagi malas)
Yah itu salah satu dari sekiannnnnn banyaknya hal-hal yang aku lakukan, tapi sampai detik ini Ibu selalu menyayangiku, dan tak berhentinya mendoakan aku ketika Ibu shalat
**
Bagaimana dengan ayahku? ayah selalu giat bekerja, agar aku bisa bersekolah di sekolah yang terbaik, dan kalian pasti tahu berapa besar biayanya.
Tapi ayah tak pernah meminta uang ganti padaku walaupun selama ini uangnya habis untuk menyekolahkan ku.
Aku pun suka meminta uang untuk ini itu, meminta uang untuk bermain bersama teman-teman, beli handphone terbaru, baju baru, makan yang enak, lalu .. ah entahlah sudah berapa banyak, aku pun sudah lupa.
Dan aku pun tak ingat dan tak tahu pasti, apa aku pernah membahagiakan mereka dan membuat mereka tersenyum, mungkin hanya bisa dihitung dengan jari.
**
Dan ketika aku sudah menamatkan perguruan tinggi, mereka bangga sekali denganku. Sampai akhirnya aku bekerja, aku sangat sibuk dengan pekerjaanku, bila ada waktu senggang, biasanya aku tidak dirumah. Aku lebih memilih menghabiskan waktuku dengan sahabat-sahabatku atau bertemu dengan pacar yang sangat aku cintai.
Bahkan ketika aku menerima gaji pertamaku, pertama yang aku lakukan adalah membeli barang-barang yang aku inginkan, lalu mentraktir teman-temanku.
Setelah itu baru aku ingat kedua orang tua-ku, itu pun aku hanya memberinya sedikit, tidak sebanding dengan apa yang mereka berikan hingga aku menjadi seperti ini.
**
Hari ini aku hanya ingin bersantai di rumah, sudah lama rasanya aku tak menghabiskan waktu bersama kedua orang tua ku, biasanya aku menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabat ku, atau pacarku.
Aku lihat mereka, memperhatikan wajah ayah dan ibu ku.
Oh apa itu? itukah kerutan wajah yang sudah menua? tangan yang sudah mulai keriput,
Sudah berapa lama waktu yang kulewatkan?
Apakah aku anak yang berbakti?
Umur orang tua-ku saja aku tak tahu berapa, tapi mereka tak pernah lupa untuk mengucapkan "selamat ulang tahun" pada hari ulang tahun ku
**
Rasanya ingin mengulang saat aku dilahirkan, saat aku bersekolah. Andai aku waktu itu selalu menuruti nasihat mereka, mungkin sekarang aku lebih bahagia.
Ah tidak! sekarang aku adalah orang yang sangat bahagia, memiliki ayah dan ibu yang sangat mencintaiku, hanya saja mungkin mereka sedih, sedih karena aku sampai saat ini tak pernah memperhatikan mereka.
Dan dengan memberanikan diri aku menghampiri kedua orang tua ku.
"Ibu?apakah ibu marah padaku karena selama ini aku selalu membantah perkataan ibu" , aku bertanya sambil memeluk ibuku dengan erat.
"Tidak nak, ibu tidak pernah marah, mungkin saja ibu sedih", kata ibu sambil mengelus rambutku.
"Ayah,apa ayah marah padaku?karena selama ini aku selalu saja bermain dan tidak mementingkan sekolahku, padahal biaya yang ayah ke.." seketika itu pula ayah memotong pembicaraan ku.
"Husstt,sudahlah nak, apa yang ayah dan ibu berikan padamu, itu karena kami berdua sangat mencintaimu"
**
Sungguh, sungguh aku menyesalinyaa, harusnya aku menjadi anak yang berbakti, menjadi anak yang pintar , menjadi anak yang..
sungguh bodohnya aku, berapa lama waktu yang aku lewatkan, sehingga aku baru tersadar ketika mereka sudah tua, bahkan berdiri saja mereka kadang tak mampu.
Tapi mungkin ini waktunya aku merubah semuanya sebelum semuanya terlambat, tentu aku tidak ingin mereka meninggalkan ku, mau jadi apa aku ini?
**
Hari ini, hari ini aku berjanji, berjanji pada orang tua-ku, pada Tuhan-ku dan pada diriku sendiri.
**
Aku tunjukan pada orang tua ku-dan semua orang tua di dunia, ini lah anak mu, dan anak-anak kalian yang sungguh mencintai kalian
by: sheila novita
don't copy paste without permission and waithout labels